Dekat Dengan Allah dan Menikmati Penyertaan-Nya

Renungan harian, Rabu 21 Agustus, 2024. 
Bacaan: II Samuel 6:9-11 dan I Tawarikh 13:12-14.

Kedekatan dengan Allah banyak digambarkan melalui hubungan pribadi seperti yang dilakukan Musa, Abraham, Yakub, Daud atau raja Salomo. 

Misalnya ada tertulis tentang Allah berfirman kepada Abraham dan menyebutnya sebagai sahabat-Nya (Kej.15:6), dan Daud disebut sebagai "orang yang taat kepada Allah" (Kis.13:22).

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang sudah berusaha dan bekerja keras namun terkadang tidak mendapatkan pertolongan dan penyertaan dari Allah. Sementara dalam kasus lain, banyak anak-anak Tuhan yang ditolong dan disertai oleh Tuhan. Apakah Allah itu pilih kasih? 


Renungan harian hari ini mengajak kita untuk merenung dan membaca Alkitab sejenak. Bacaan firman hari ini mengajar kita semua untuk mengenal Allah dengan benar, supaya kita dapat menikmati penyertaan-Nya. 

Dekat dan menikmati penyertaan-Nya

Peristiwa pemindahan tabut Allah telah menewaskan Uza. Daud begitu marah karena Allah karena telah membinasakan Uza, tetapi di balik kemarahannya dia juga amat sangat ketakutan. 

Ketakutan Daud sangat berasalan, karena siapa pun yang menyentuh tabut tersebut mereka akan binasa, kecuali orang Lewi yang dikhususkan. Allah juga pernah menulahi Filistin yang mencuri tabut tersebut. 

Daud begitu marah karena belum tahu apa menjadi kesalahannya. Dia sudah setengah jalan, tetapi belum tahu bagaimana menangani tabut perjanjian itu. "Bagaimanakah aku dapat membawa tabut Allah itu ke tempatku?". 

Ungkapan Daud ini didasari rasa ketakutan, jika dirinya teledor dalam menangani tabut tersebut maka akan jatuh banyak korban. 

Oleh sebab itu, di sepanjang perjalanan dirinya berpikir dan memutar otak. Sampai pada akhirnya Daud memilih dan memutuskan untuk mengganti rencananya (ayat 13). Dirinya membawa tabut tersebut itu ke daerah terdekat, yaitu di rumah Obed-Edom. 

Alkitab menuliskan bahwa selama tiga bulan keberadaan tabut Allah itu membawa berkat-berkat kepada seluruh Obed-Edom. Keluarga itu sangat diberkati Allah bahkan sampai ke segala yang mereka punyai (ayat 14).

Apa pesan dari peristiwa ini?

Sebagai seorang ahli strategi, Daud menyadari bahwa kondisi yang tidak menguntungkan secara terus-menerus akan menimbulkan bencana. Tindakannya meninggalkan Tabut Perjanjian di rumah Obed-Edom didasarkan pada dua hal. Pertama, dia tidak ingin terus melakukan apa yang dia yakini bisa membawa bencana.

Saat mereka dengan hati-hati dan hati-hati mendorong kereta  berisi Tabut Perjanjian menuju Obed-Edom, mereka mungkin mengira mereka aman dari sesuatu yang mengerikan. Mungkin mereka berkata kepada Obed-Edom ketika mereka menyerahkan Tabut Perjanjian, "Semoga kamu beruntung, Obed.

Hari ini kita menguburkan seseorang ketika seekor sapi tergelincir dan orang itu jatuh ke dalam Tabut ini. Kamu mengetahuinya karena kamu telah menyentuhnya. Sebaiknya Anda berhati-hati, Obed, "Tolong sampaikan hal ini kepada seluruh keluarga dan orang-orangmu."

Kisah ini memiliki makna tergantung dari sudut pandang kita melihatnya. Kita akan melihatnya dari perjalanan pemindahan tabut Perjanjian tersebut.

1. Keluarga Abinadab

Keluarga Abinadab, tempat Uza juga mungkin tinggal, tinggal bersama Tabut Perjanjian selama 20 tahun, tetapi keluarga ini tidak terjadi apa-apa. Keluarga ini tidak pernah merasakan simbolisme Tabut Perjanjian atau makna dari kehadiran Tuhan. Mereka merasa begitu biasa sehingga tidak ingat lagi apa arti tabut itu atau bagaimana cara memperlakukannya.

Bagi Abinadab dan keluarganya tabut Tuhan adalah sepertinya tidak memahami arti kehadiran Allah, sehingga tabut itu hanya seperti kotak yang indah. 

Ketika mereka dipercaya untuk menjaga dan mengangkut Tabut Perjanjian tersebut, maka mereka merasa bangga dan terhormat. Apalagi mereka dipercaya oleh Raja untuk membawa Tabut Perjanjian Yang Maha Tinggi.

Sayangnya, kebanggaan ini tidak diimbangi dengan rasa takut dan hormat kepada Allah. Mereka lupa, bahwa kesucian dan kekudusan hidup sangat penting, tidak ada manusia berdosa yang bertahan berada di dekat Allah. 

Bagaimana kehidupan keluarga ini? Keluarga ini menjaga tabut ini sekitar 20 tahun lamanya, tetapi tidak mendapat apa-apa. Sungguh tragis dan ironis!

2. Rencana pemindahan oleh Daud

Daud adalah inisiator an penanggung jawab penuh dari rencana pemindahan tersebut. Kematian Uza tentu membuatnya ketakutan dan banyak berpikir. Ia merasa kecewa dan takut karena tak dapat membawa tabut tersebut ke tempatnya. 

Daud sangat menyesal dan begitu bertanggung jawab atas kematian Usa, namun hal ini memberikan pesan terhadap dirinya supaya berhati-hati an menghormati kekudusan Allah. Ketika tabut Perjanjian tersebut di tempatkan di rumah Obed-Edom, tentu Daud hanya bisa melihat dan memantau perkembangan terkini dari keluarga Obed-Edom. 

3. Keluarga Obed-Edom

Obed-Edom berasal dari suku Lewi dari Gat-Rimon di daerah Manasye. Kelak tatkala tabut dipindahkan ke Yerusalem ia menjadi penunggu pintu pada tabut (I Taw 15:24) dan pemain gambus (I Taw 16:5). Karena keluarga Obed-Edom berasal dari suku Lewi tentu sudah mendengar mengenai kematian Uza. 

Obed-Edom tentu tidak mampu menolak keinginan Daud untuk menempatkan sementara tabut tersebut di rumahnya, ia juga tidak bisa menolak karena mereka adalah orang Lewi. 

Tampaknya selama tiga bulan tabut itu berada di rumah Obed-Edom, sesuatu yang besar terjadi di sana. keluarga ini tidak mendapat tulah atau malapetaka, tetapi mereka menerima berkat-berkat Allah secara ajaib. Mengapa ini berbeda dengan keluarga Abinadab? 

Keluarganya Obed-Edom tentu menerima keberadaan Tabut Perjanjian tersebut dengan sukacita dan menghormatinya. Mereka menjaganya dengan penuh kehati-hatian dan juga menjaga kekudusan hidup. Hasilnya adalah keluarga ini mendapat berkat Tuhan secara melimpah (ayat 14).

Hanya dalam waktu tiga bulan Obed-Edom diberkati, sedangkan keluarga Abinadab bersama-sama tabut Perjanjian selama 20 tahun tidak mendapatkan apa-apa. Melalui cerita ini, kita melihat dua keluarga yang bersama-sama tabut Perjanjian dan dekat dengan Allah.

Keluarga yang satu diberkati dan yang satunya tidaklah berkati. Oleh sebab itu, kita dapat menarik kesimpulan dari firman Tuhan hari ini. Keluarga Obed-Edom diberkati Allah karena menjaga menjaga tabut tersebut dengan baik, menghormati dan menjaga kekudusan hidup. 

Karena tabut ada bersama-sama dengan mereka, maka tabut tersebut melambangkan kehadiran Allah ditengah-tengah keluarga mereka. Karena Allah ada ditengah-tengah mereka, maka mereka hidup dengan kekudusan dan tidak mencemarkan diri dengan berbagai perbuatan dosa.

Hari ini kehadiran Tuhan tidak lagi digambarkan dengan tabut, tetapi Dia benar-benar berada di dekat kita dan ada bersama-sama dengan kita semua. 

Mengapa kita tidak melihat berkat dan penyertaan Allah di sepanjang hidup kita? Jawabannya mungkin kita tidak menjaga kekudusan hidup dan tidak menghormati Allah ketika berada di dekat-Nya. 

Namun, terkadang Tuhan juga akan menguji kesetiaan kita kepada-Nya. Oleh sebab itu, berlakulah setia kepada Allah, jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri upaya kehidupanmu berkati. 

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url