Bait Allah yang Menjadi Sarang Penyamun

 Bacaan: Yeremia 7:11

Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN."

Secara historis Yeremia 7:11 merujuk kepada Bait Allah di Yerusalem, ini adalah tempat ibadah yang sakral dan suci bagi umat Tuhan, karena Allah hadir di sana. Bait Allah merupakan simbol kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya.

Kata penyamun sendiri sudah sangat familiar di dalam kehidupan kekristenan. Mengapa demikian? Karena menggambarkan orang-orang jahat dan perampok yang mengatasnamakan agama. Kata ii pada zaman dulu cukup sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. 

Dalam beberapa karya-karya sastra klasik atau film-film zaman dulu sering menggunakan istilah ini. Misalnya karya sastra dari Sutan Takdir Alisjahbana yang berjudul "Anak Perawan di Sarang Penyamun".

Menjadi Sarang Penyamun

Apabila kita mencari definisi menurut KBBI atau kamus lainnya, maka kata penyamun sendiri berarti adalah perampok, gerombolan perampas yang bersembunyi di semak-semak yang sedang menunggu mangsanya. 

Dari pengertian tersebut maka dapatlah dimengerti bahwa arti kata penyamun tersebut mengarah mengarah kepada seorang penjahat atau perampok. 

Bajak laut adalah contoh penjahat dan juga perampok, karena mereka menunggu musuhnya menyeberangi lautan di wilayah kekuasaannya mereka. Setelah targetnya ditemukan, lalu mereka menjarah korbannya tanpa ampun. 

1. Penyamun di dalam Alkitab

Jika demikian, jelas sarang pencuri tidak pernah menjadi tempat yang aman bagi kita. Alkitab juga menyebutkan dengan jelas ungkapan tentang "sarang penyamun," yang memang merujuk pada sebagian orang percaya itu sendiri yang di bait Allah atau di gereja.

Injil Matius 21:12-17 menuliskan kisah mengenai kemarahan Tuhan Yesus ketika mendapati Bait Allah dipakai secara tidak pantas. Bait Allah dijadikan tempat seperti pasar, karena banyak penjual dari kaum rohaniawan dengan keuntungan yang besar. 

Tuhan Yesus pun menjungkir balikkan meja-meja dan bangku para pedagang di sana, "dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun" (Matius 21:13). 

Perhatikan hal menarik ini. Yesus tidak marah ketika Dia difitnah, ditinggalkan, disiksa sedemikian rupa bahkan hingga disalib sampai mati. Satu-satunya hal yang membuat Yesus marah besar adalah ketika orang menjadikan Bait Allah sebagai tempat berdagang dan tempat mencari untung. 

 Matius 21: 12-17 menceritakan kisah murka Tuhan Yesus ketika melihat Bait Allah digunakan secara tidak tepat. Bait Allah yang sakral digunakan sebagai tempat seperti pasar, dengan banyak pedagang dan mereka sengaja mencari keuntungan  besar.

 Yesus pun membalikkan meja dan bangku para saudagar yang ada di sana, lalu berkata kepada mereka, Ada tertulis: "Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” (Mat.21:13).

2. Tuhan Yesus marah

Perhatikan hal menarik ini. Meski Yesus  difitnah, ditinggalkan, dan disiksa  sampai mati di kayu salib, namun Ia tidak marah. Satu-satunya hal yang membuat Yesus sangat marah  adalah ketika orang-orang menggunakan kuil sebagai tempat berdagang dan mencari keuntungan. Mengapa Yesus  marah?

Jika Anda perhatikan, Yesus berkata bahwa Dia adalah Bait Allah. “Tetapi ketika dia berbicara tentang bait suci, yang dia maksud adalah tubuhnya sendiri” (Yohanes 2: 21). 

Jadi, jelas kenapa Yesus  marah ketika  melihat orang berdagang dan mendapat untung di sana. Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Dia bersedia melakukan semua langkah mengerikan untuk menyelamatkan kita, tetapi  sebagian dari kita tidak menghargainya sama sekali dan malah melakukan sesuatu. 

Betapa keterlaluan beberapa orang yang begitu sibuk mencari sesuatu? Untuk keuntungan kita sendiri. Hal ini yang nabi Yeremia lakukan, ketika melihat Bait Allah justru menjadi tempat bagi gerombolan perampok dan penjahat dengan mengatasnamakan agama. 

3. Kritik Yeremia terhadap penyimpangan

Yeremia menyampaikan kritik keras terhadap keadaan spiritual dan moral bangsa Israel. Meskipun mereka terus-menerus melakukan ritual keagamaan dan datang ke Bait Allah, tindakan mereka di luar tempat ibadah tidak sesuai dengan standar Tuhan. 

Mereka terlibat dalam praktik-praktik yang tidak benar dan dosa-dosa sosial yang mencemari kesucian tempat tersebut. "Sarang penyamun" merujuk pada situasi di mana Bait Allah, yang seharusnya menjadi tempat suci dan berdoa, telah disalahgunakan. 

Ini menggambarkan bagaimana tempat yang seharusnya menjadi pusat ibadah telah menjadi tempat penyelewengan moral dan korupsi. Tempat suci ini telah menjadi tempat penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan, bukan tempat peribadatan yang tulus.

Disadari atau tidak, faktanya dalam kehidupan gerejawi sekarang banyak praktik-praktik yang tidak sesuai dengan firman Allah. Banyak orang mempunyai tujuan dan rencana tersendiri untuk datang kepada Yesus dengan menghadiri gereja. 

Ada banyak gereja yang hancur karena rebutan jemaat, pertengkaran atau hal yang lainya. Fokusnya utamanya adalah keuntungan, tidak ada gembala yang berebut gereja kecil. Perbuatan seperti ini tentu sungguh sangat memalukan.

Yang lebih bermasalah lagi adalah kenyataan bahwa beberapa gereja berfokus pada keuntungan dan kerugian duniawi untuk memenuhi misi mereka, menjanjikan segala sesuatu mulai dari berkat hingga penyembuhan sebagai sarana "fasilitasi." 

4. Kesimpulan dan penerapan

Alkitab banyak menuliskan mengenai dampak dari kehidupan rohani yang munafik atau "seorang penyamun," di antaranya adalah sebagai berikut:
  1. Murka dan kemarahan Allah tidak akan padam (Yeremia 7:20)
  2. Dia akan  membuang kita dari hadapan-Nya. (Yeremia 7:15)
  3. Allah menjauhkan diri-Nya kepada kita (Yehezkiel 8:6)
  4. Dia akan membalas kejahatan manusia (Yehezkiel 8:18)
  5. Dia tidak lagi sayang kepada kita (Yehezkiel 8:18)
  6. Tidak akan mendengarkan  (Yehezkiel 8:18)
  7. Kemuliaan Allah meninggalkan kita (Yehezkiel 10:1-22)
 
Jika kita menjadi manusia yang mendasarkan hubungan kita dengan Tuhan semata-mata pada mengejar keuntungan, lihatlah betapa parah akibatnya. 

Masyarakat modern cenderung hanya memikirkan kehidupan  ini yang sebenarnya hanya sementara dan fana, serta lupa  memikirkan kehidupan selanjutnya yang sebenarnya abadi.

Hari ini marilah kita benar-benar memperhatikan motif kita  dalam mencari Tuhan dalam ibadah, doa, renungan, saat teduh, atau dalam pujian dan penyembahan. 

Ketika kita masih berdosa, Yesus  mengasihi kita dan menyelamatkan kita (Roma 5:444-8). Oleh karena itu, kita harus memiliki motivasi yang tepat untuk membangun hubungan dengannya.

Pesan dari renungan hari ini adalah bahwa setiap pujian dan doa tidak berarti apa-apa jika tidak disertai dengan kehidupan yang sesuai dengan firman-Nya di dalam Alkitab. Tuhan lebih menginginkan hati yang benar dan perilaku yang adil dari pada hanya pelaksanaan ibadah yang munafik.

Tuhan menuntut keadilan dan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari kepada seluruh umat-Nya. Bait Allah yang telah menjadi sarang penyamun menunjukkan bahwa meskipun penampilan luar mungkin terlihat religius, tetapi jika tidak ada perubahan nyata dalam perilaku, maka peribadatan tersebut tidak ada artinya.

Yeremia 7:11 menggarisbawahi pentingnya integritas dan kualitas iman seseorang. Ketaatan kepada Tuhan harus mencerminkan seluruh aspek kehidupan seseorang, bukan hanya ritual ibadahnya saja. Umat Tuhan dipanggil untuk hidup sesuai dengan ajaran-Nya dalam segala hal.
 

Sumber Referensi: 






Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url