Memiliki Hati yang Lembut: Renungan Harian
Firman Tuhan mengatakan demikian: "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5). Apa yang Tuhan Yesus maksud mengenai arti dari lemah lembut?
Dalam Alkitab versi bahasa Inggris kita bisa memahaminya secara lebih detail: "the mild, patient, long suffering", yang berarti "lembut, sabar dan tahan dalam penderitaan atau tabah". Menurut Tuhan Yesus, orang yang memiliki sikap hati yang seperti inilah yang akan memiliki tau mewari bumi.
Mengapa demikian? Karena Tuhan berkenan kepada orang-orang yang lembut, sabar dan baik hati. Sikap mereka yang mencerminkan kebenaran tentu membuat Allah berkenan kepada-Nya. Allah sangat menentang orang-orang yang congkap dan sombong, pendek kesabarannya, cepat emosi, kasar dan cepat mengeluh.
Bagaimana caranya memiliki hati yang lembut?
“Tinggal di kota Jakarta seperti menandatangani kontrak untuk mati muda,” demikianlah kata seorang teman yang baru pindah ke sana sambil tertawa. Meskipun bercanda, namun apa yang disampaikannya tentulah merujuk pada keadaan dan situasi sulit yang banyak masyarakat alami setiap hari.
Banyak para pendatang yang mengadu nasib di kota Jakarta, tetapi masih banyak di antara mereka yang belum berhasil.
Kota yang padat, panas dan jalanan yang macet juga menambah kesulitan. Seorang teman yang berasal dari kota kecil yang berhawa dingin sangat kaget ketika melihat kondisi jalanan ibu kota Jakarta. Cuaca yang panas dan polusi terkadang membuat perjalanan menjadi kurang nyaman.
Kebanyakan orang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan, dan kemacetan sering kali menunda perjalanan hingga beberapa jam. Seorang teman juga pernah berkata bahwa sangat sulit tepat waktu ketika sedang bekerja, apalagi jika lokasinya berjauhan.
Ketika cuaca yang sedang panas dan ramai, sering kali emosi juga bisa meningkat dengan cepat. Berada pada jalanan ang macet terkadang membuat seseorang mudah marah dan bertabrakan dengan orang lain di jalan.
Betapa sulitnya mengendalikan emosi ketika kita sedang berada kesulitan, lelah, stress, kurang tidur, atau bahkan ketika sedang terjebak kemacetan di bawah terik matahari. Kemarahan dalam tahap tertentu sering ali masih dianggap wajar, tetapi al ini tidak dapat dibenarkan.
Pada situasi yang tidak baik, biasanya iblis akan menciptakan peluang bagi kita untuk melakukan berbagai tindakan yang salah, seperti marah.
Oleh sebab itu, setiap haruslah bergaul karib dengan Allah, supaya dirinya mampu untuk menguasai dan mengendalikan diri. Dalam keadaan apa pun kita harus memiliki hati yang baik dan lembut. Setiap proses perjalanan hidup akan sangat membantu kita untuk memiliki hati yang baik.
1. Belajar dari Musa
Siapa tokoh yang memiliki kelembutan hati melebihi siapa pun menurut Alkitab? Alkitab menyebutkan bahwa tokoh tersebut adalah Musa. Keterangannya tertulis di dalam dalam kitab Bilangan. "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi." (Bil. 12:3).
Mengapa Musa? Karena sikap dan karakter Musa memang sangat lembut, dan ini sangat masuk akal. Sejak pertama kali dipanggil dan di utus oleh Allah, dia sangat lembut dan tidak pandai berbicara.
Dalam sepanjang sejarah perjalanan menuju Tanah Kanaan, Musa hanya dua marah kepada bangsa Israel. Kemarahan pertama ketika dia turun dari gunung Sinai dengan membawa dua loh batu yang berisi Hukum Taurat dan ketika Israel kehausan di gunung batu Horeb.
Meskipun bangsa Israel telah mengalami berbagai bentuk mukjizat Tuhan di depan mata mereka, namun masih sangat mudah untuk mengeluh dan bereaksi negatif terhadap setiap kesulitan yang mereka hadapi.
Mereka terus mengeluh, menyalahkan, menyudutkan, menyindir, sinis, tidak tahu berterima kasih, dan melawan Musa adalah bagian dari makanan sehari-hari bagi Musa ketika bersama-sama Israel.
Jika kita berada dalam situasi Musa, mungkin saja kesabaran yang kita miliki pasti saya bisa bertahan satu atau dua minggu saja. Namun tidaklah dengan Musa, dia cukup sabar dan mampu mengendalikan emosinya dan terus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
Jika kita memiliki hati yang baik, maka sangat kemungkinannya untuk emosi atau marah dengan emosi yang tidak terkontrol. Kebaikan menjauhkan kita dari perdebatan egois yang tidak membangun atau bahkan tidak ada gunanya.
Kelembutan hati menuntun kita untuk tidak marah secara sembarangan, tidak menyimpan dendam dan mampu memaafkan. Tuhan Yesus pernah mengingatkan kita untuk berbaik hati dalam rangkaian pengajarannya mengenai "Ucapan bahagia" yang Ia sampaikan di atas bukit kepada ribuan orang.
2. Belajar dari Daud
Tips menarik tentang kesabaran datang dari seorang tokoh yang bernama Daud, sebagaimana yang dituliskan d alam kitab Mazmur 37:1-5).
"Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." (Mazmur 37:1-5).
Tuhan itu sangat baik, setia dan penuh kasih. Dia sekali-sekali tidak akan meninggalkan anak-anaknya yang sedang berjuang untuk menjadi baik. Firman Tuhan banyak menuliskan dan mengajar kita selalu berbahagia dan setia serta mempercayakan hidup kepada-Nya.
Daud pernah berkata demikian: "Berhentilah marah, dan tinggalkan panas hatimu. Jangan marah, karena itu hanya mendatangkan keburukan. Orang yang berbuat jahat akan binasa, tetapi orang yang menantikan Tuhan akan mendapat warisan. (ay. 8-9) Hal ini juga sama dengan apa yang Yesus katakan di atas.
Kemarahan tidak akan pernah membawa kepada kebaikan, tetapi membawa kepada perbuatan yang jahat yang pada akhirnya akan dihukum dan dilenyapkan.
Pada kesempatan lain, Yakobus juga mengingatkan agar anak-anak Tuhan cepat mendengar, lambat dalam berkata-kata, dan tidak mudah marah. (Yakobus 1: 19). Mengapa demikian? “Sebab kemarahan manusia tidak menghasilkan kebenaran di hadapan Allah” (ayat 20).
Memang tidak mudah untuk mengendalikan dan menekan amarah, tetapi dengan pertolongan Tuan kita pasti bisa melakukannya. Ada banyak kesulitan untuk meneladani Musa dalam hal kelembutan hati, namun tidak ada salahnya untuk mencoba.
Apakah ada temanmu yang kesulitan mengendalikan emosinya saat ini? Atau ketika berkendara di jalan raya dalam kemacetan dan panas terik setiap hari membuat kamu mudah emosi.
Jaga emosimu dan tersenyumlah. Anda dapat memutar lagu-lagu rohani untuk menyejukkan hati. Lebih bagus lagi jika lagu yang diputar adalah lagu pujian/penyembahan agar hati dan pikiran kita tetap fokus kepada Tuhan.
3. Refleksi dan aplikasi
Ketika hidup kita tetap fokus kepada Tuhan dan seluruh firman-Nya, maka kita akan lebih mudah untuk menguasai diri dan mengendalikan diri. orang yang dipimpin oleh Roh Kudus akan memiliki gaya dan cara hidup yang berbeda dengan orang-orang yang tidak percaya.
Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah selalu menjaga hati dengan segala kewaspadaan, supaya tidak ada kotoran yang masuk. Jangan mudah tersinggung dan anti kritik, jangan mudah marah dan juga jangan mendendam.
Belajarlah untuk memperoleh hati yang lembut dan mengendalikan diri. Dengan demikian kita akan merasakan kebaikan Tuhan dengan penuh sukacita tanpa terganggu oleh situasi tidak mengenakkan di sekitar kita.
Pada saat kita selalu meluangkan waktu untuk berdoa & mendengarkan suaranya, maka dengan otomatis kita akan memiliki hati yang lembut, karena hadirat-Nya akan membuat hati kita dipenuhi oleh kuasa-Nya.